Kamis, 09 Januari 2014

SIFAT YANG HARUS DIMILIKI SEORANG DAI'

Sifat-sifat seorang Da’i
a.      Iman dan taqwa kepada Allah
Syarat kepribadian seorang da’I yang terpenting adalah iman dan taqwa kepada Allah. Oleh karena ia di dalam membawa missi dakwahnya diharuskan terlebih dahulu dirinya sendiri dapat memerangi hawa nafsunya, sehingga diri pribadi ini lebih taat kpada Allah dan Rasulnya dibandingkan dengan sasaran dakwahnya. Kalau tidak laksana lampu yang menerangi (memberi penerangan) kepada seluruh manusia, padahal ia sendiri terbakar oleh api. Sifat ini diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 44:
* tbrâßDù's?r& }¨$¨Y9$# ÎhŽÉ9ø9$$Î/ tböq|¡Ys?ur öNä3|¡àÿRr& öNçFRr&ur tbqè=÷Gs? |=»tGÅ3ø9$# 4 xsùr&t Ÿbqè=É)÷ès? ÇÍÍÈ  
Artinya: “mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?:

Sifat ini sangat penting, sebab seorang da’I tanpa memiliki sifat iman dan taqwa, janganlah diharapkan untuk keberhasilannya dalam berdakwah. Dan kesimpulan ayat di atas bahwa seseorang yang berdakwah kepada orang lain, sedangkan diri sendiri belum iman dan taqwa kepada Allah, laksana ia menipu Allah dan orang mukmin.
b.      Tulus ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan diri pribadi.
Nilai yang tulus tanpa pamrih duniyawiyah belaka, salah satu sarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang da’i. sebab dakwah adalah pekerjaan yang bersifat ubudiyah atau terkenal dengan istilah hablullah, yakni amal perbuatan yang berhubungan dengan Allah.
Sifat ini sangat menentukan keberhasilan dakwah. Memang ikhlas adalah perbuatan hati, oleh karena itu seorang da’I di dalam membawa missi dakwahnya terhadap masyarakat.[5]
Satu hal yang paling perlu diperhatikan dalam keberhasilan dakwah adalah keikhlasan hanya mengharapka ridho Allah dan mengharap kebahagiaan yang telah Allah janjikan untuk para wali dan hamba-hambanya yang bertaqwa.
Sesuatu yang amat ditekankan dan diwajibkan atas seseorang da’i adalah menggantungkan pahala dan ganjaran atas dakwahnya kepada Allah semata. Dalam berdakwah, Allah tidak menilai bagusnya atau jeleknya, tidak pula keturunan dan kedudukannya. Dakwah dinilai dengan hati dan kebaikannya, dengan ketergantungan kepada Allah, pahala yang dia harapkan, dan perasaan takut kepada siksanya. Allah Swt telah berfirman:
`s9 tA$uZtƒ ©!$# $ygãBqçté: Ÿwur $ydät!$tBÏŠ `Ås9ur ã&è!$uZtƒ 3uqø)­G9$# öNä3ZÏB 4 y7Ïxx. $ydt¤y ö/ä3s9 (#rçŽÉi9s3çGÏ9 ©!$# 4n?tã $tB ö/ä31yyd 3 ÎŽÅe³o0ur šúüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÌÐÈ  
Artinya:”Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.”(Al-Hajj:37).
Dalam ayat diatas, Allah telah menyebutkan bahwa amal perbuatan seseorang hamba tidak akan bermanfaat kecuali dibarengi dengan taqwa dan ikhlas.[6]
Dengan ilmu seorang da’i mengetahui arah tujuan yang benar, sedangkan tanpa ilmu, seorang da’i akan mendatangkan bahaya besar bagi agama dan umat. Ada beberapa alasan  yang menunjukkan keagungan dan keutamaan ilmu agama, khususnya bagi seorang da’i, diantaranya:[7]
1)      Sesungguhnya Allah memeritahkan Nabi-Nya diawal perintah-Nya. Allah berfirman:
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ  
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”(Al-Alaq:1)
Demikian juga Allah telah menyebut anugerah-Nya atas seluruh makhluk-Nya dengan mengutus kepada mereka seorang utusan yang mengajar dan membimbing mereka. Allah berfirman:
uqèd Ï%©!$# y]yèt/ Îû z`¿ÍhÏiBW{$# Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Ftƒ öNÍköŽn=tã ¾ÏmÏG»tƒ#uä öNÍÏj.tãƒurãNßgßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur bÎ)ur (#qçR%x. `ÏB ã@ö6s% Å"s9 9n=|Ê &ûüÎ7B ÇËÈ  
Artinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”(QS. Al-Jumuah:2)
2)      Sesungguhnya Allah mengumpamakan orang yang bodoh seperti orang yang tidak dapat melihat apa-apa. Sebagaimana firman Allah:
* `yJsùr& ÞOn=÷ètƒ !$yJ¯Rr& tAÌRé& y7øs9Î) `ÏB y7Îi/¢ ,ptø:$# ô`yJx. uqèd #yJôãr& 4 $oÿ©VÎ) ã©.xtGtƒ(#qä9'ré& É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÈ  
Artinya: “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran”(Ar-Rad:19)
3)      Sesungguhnya Allah memerinthakan untuk kembali (bertanya) agar dapat mengetahui dan mengamalkan kebenaran. Sebagaimana firman Allah:
#sŒÎ)ur öNèduä!%y` ÖøBr& z`ÏiB Ç`øBF{$# Írr& Å$öqyø9$# (#qãã#sŒr& ¾ÏmÎ/ ( öqs9ur çnrŠu n<Î) ÉAqߧ9$##n<Î)ur Í<'ré& ÌøBF{$# öNåk÷]ÏB çmyJÎ=yès9 tûïÏ%©!$# ¼çmtRqäÜÎ7/ZoKó¡o öNåk÷]ÏB 3 Ÿwöqs9ur ã@ôÒsù «!$#öNà6øŠn=tã ¼çmçGuH÷quur ÞOçF÷èt6¨?]w zsÜøŠ¤±9$# žwÎ) WÎ=s% ÇÑÌÈ  
Artinya: “Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil Amri)[323]. kalau tidaklah Karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” (Q.S. An-Nisa: 83).
4)      Sesungguhnya Allah maha tinggi dan maha luhur telah memberikan kedudukan yang sangat agung kepada para ulama. Kemuliaan ini disebabkan karena mereka memiliki ilmu dan memberi petunjuk kepada umat manusia. Allah berfirman tentang orang-ornag yang berilmu:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) ŸÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû Ä§ÎyfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur ŸÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×ŽÎ7yz ÇÊÊÈ 
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
c.       Ramah dan penuh pengertian
Dakwah adalah pekerjaan yang bersifat propaganda kepada orang lain. Propaganda dapat diterima orang lain, apabila yang mempropagandakan berlaku ramah, sopan dan ringan tangan untuk melayani sasarannya (objeknya). Tak ubahnya dalam dunia dakwah, jika seseorang da’I mempunyai kepribadian yang menarik, karena keramahan, kesopanan dan keringanan-keringanannya insya Allah akan berhasil dakwahnya. Sebaliknya jika mem[unyai kepribadian yang tidak menarik atau membosankan karena sifat yang tidak menarik hati tentulah pekerjaan kecil kemungkinannya dapt berhasil.[8] Seperti firman Allah surat Ali-Imran ayat 159:
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]wô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ÍöDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBztãö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ  
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
d.      Tawadlu’ (Rendah Diri)
Rendah hati bukankah semata-mata merasa dirinya terhina dibandingkan dengan derajat dan martabat orang lain, akan tetapi tawadlu’ seorang da’I adalah tawadlu’ yang berarti sopan dalam pergaulan, tidak sombong dan tidak suka menghina dan mencela orang lain, dengan kata lain tawadlu’ adalah andap asor (dalam bahasa jawa).
e.       Sederhana
Kesederhanaan adalah pangkal keberhasilan dakwah. Sederhana bukanlah berarti didalam kehidupan sehari-hari selalu ekonomis dalam memenuhi kebutuhannya, akan tetapi sedehana disini adalah tidak bermegah-megahan, angkuh dsb. Sehingga dengan sifat sederhana ini orang tidak merasa segan, takut kepadanya.
f.        Jujur
Kejujuran adalah penguatnya. Orang akan percaya terhadap segala ajakannya, apabila yang mengajak sendiri dapat dipercaya tidak pernah menyelisihi apa yang dikatakan. Sebagaimana Rasulullah seorang pembawa agama (da’i) memiliki beberapa sifat utama, diantaranya adalah shidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya).
g.      Tidak memiliki sifat egoisme
Ego adalah suatu watak yang menonjolkan akunya, angkuh dalam pergaulan merasa dirinya terhormat, lebih pandai dsb. Sifat inilah yang harus benar-benar dijauhi oleh sang juru dakwah.
h.      Sifat anthusiasme (semangat)
Semangat berjuang harus dimiliki oleh seseorang da’I, sebab dengan sifat anthusias orang ini akan terhindar dari rasa putus asa, kecewa dsb. Sifat-sifat ini tentu dimiliki setiap rasul, dimana dalam memperjuangkan agama Allah beliau tanpa putus asa meskipun terdapat berbagai corak cobaan , gangguan dan godaan yang menghalanginya. Begitu pula seorang da’I penerus perjuangan Rasulullah, pewaris para ulama’ sifat anthusias haruslah dimilikinya, meskipun cobaan dan kegagalan sering melandanya.
i.        Sabar dan Tawakkal
Dakwah adalah melaksanakan perintah Allah, yang diwajibkan ke seluruh umat. Dan Allah sekali-kali tidak mewajibkan kepada umat-Nya untuk selalu berhasil dalam perjuangan dakwahnya. Oleh karena itu apabila di dalam menunaikan tugas berdakwah mengalami beberapa hambatan dan cobaan. Hendaklah sabar dan tawakkalkepada Allah. Sesungguhnya orang yang sabar dan tawakal adalah perbuatan yang disukai Allah.
Sabar adalah bagian yang teramat penting yang harus dimiliki da’i yang menginginkan keberhasilan dalam dakwahnya. Karena, dalam menerima dakwah, manusia itu sendiri itu berbeda pemahaman. Sabar itu memiliki pengaruh yang besar dalam jiwa manusia. Allah memberikan kepada orang yang lemah lembut dan sabar apa yang [9]tidak diberikan kepada orang yang suka berkeluh kesah dan marah. Rasulullah telah bersabda:
“sesungguhnya Allah maha lemah lembut dan cinta terhadap kelemah lembutan. Allah memberikan kepada orang yang lemah lembut apa yang tidak diberikan kepada orang yang kasar dan tidak pula kepada yang lainnya.”
j.        Memiliki jiwa tolerans
Banyak orang yang mengatakan adalah mengikuti jejak lingkungannya, hal ini bukanlah toleransi adalah seperti bahasa jawa”empan mawa papan”. artinya dimana tempatnya seorang da’I harus dapat mengadaprtasikan dirinya dalam artian positif. Firman Allah surat AL-Kafirun ayat 6:
ö/ä3s9 ö/ä3ãÏŠ uÍ<ur ÈûïÏŠ ÇÏÈ  
Artinya: untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
k.       Sifat terbuka (demokratis)
Seorang da’I adalah manusia, yang mana manusia adalah makhluk yang jauh dari kesempurnaan, pabrik salah dan gudang lupa. Oleh karena itu seorang da’I agar dakwahnya berhasil diharuskan memiliki sifat terbuka. Artinya bila ada kritik dan saran hendaknya diterima dengan hati gembira, mengalami kesulitan sanggup memushawarahkan dan tidak berpegang teguh pada pendapat yang kurang baik.
l.        Tidak memiliki penyakit hati
Sombong, dengki, ujub, iri dan sebagainya haruslah disingkirkan dalam hati sanubari seseorang yang hendak da’wah. Sebab tanpa dibersihkan dari sifat itu tak mungkin orang tercapai tujuan dakwahnya. Oleh karena itu Rasululloh, seorang da’I international, pembawa islam di dunia, terlebih dahulu beliau dibersihkan oleh Allah dari kotoran-kotoran yang ada pada kolbunya.

Salah satu contoh dengki orang akan merasa iri bila temannya bahagia di dunia dan akhirat. Dari gambar ini mana mungkin orang akan mengajak orang lain kepada kebaikan, bila diri sendirinya iri kepada orang lain sebagai sasaran dakwahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


“Menjadi Pondok Pesantren Yang berkemampuan global dalam dakwah Islam sehingga mendorong Umat Islam dan umat manusia pada umumnya memiliki kehidupan Yang sejahtera berbasis agama, kejujuran, amanah, hemat dan kerja keras, rukun,kompak serta dapat bekerjasama dengan baik”.