Senin, 10 Februari 2014

Kerudung: Antara Kewajiban dan Sekedar Aksesoris

Kerudung: Antara Kewajiban dan Sekedar Aksesoris


Oleh: Aldinshah Vijayabwana

Mana ada Muslimah di dunia ini yang tidak tahu apa itu kerudung, hijab, jilbab. Semua muslimah di belahan dunia manapun pasti mengenal kerudung, yang di Indonesia kita ini disebut jilbab.
Kerudung ini adalah salah satu pakaian wajib Muslimah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah An-Nur ayat 31:
 “Hendaklah mereka (muslimah) mengulurkan kerudungnya ke dada mereka”.

Alhamdulillah, saat ini kesadaran muslimah mengenakan kerudung sangat bagus. Dulu, saat saya kecil, ketika saya pergi ke mall, jarang saya lihat wanita berjilbab. Sekarang, di sekolah pun guru-guru, pelajar-pelajar wanita, hingga staf TU rame-rame mengenakan jilbab.
Sayangnya, kerudung di era modern ini hanya dianggap sebagai aksesoris, bukan untuk memenuhi kewajiban sebagai muslimah. Banyak sekali bukti-bukti yang menunjukkannya.
Contohnya, kita lihat wanita berjilbab yang merokok, dugem, berdua dengan lelaki yang bukan mahram, berbicara kasar, meninggalkan shalat tanpa halangan syar’i, dsb. Seolah-olah kerudung di kepalanya itu seperti topi saja, yaitu aksesoris. Mereka menunjukkan kelakuan yang berbeda dengan penampilan.
Lalu, jilbab sekarang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga lebih mirip bawa-bawa punuk unta atau sarang tawon. Jilbab dibuat mencekik leher. Dipadukan dengan kaos panjang ketat dan celana panjang ketat. Padahal, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah bersabda:
Dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu: “suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggaklenggok (jalannya), mengajarkan wanita berlenggaklenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, walaupun wanginya tercium selama perjalanan ini dan ini (jauhnya)” (HR. Muslim).
Hadits diatas menerangkan dengan jelas larangan untuk berjilbab dengan ‘membawa punuk unta’ atau memadukan jilbab dengan pakaian ketat. Pada dasarnya semua itu sama saja pakai baju tapi telanjang, alias seperti orang telanjang ditutupi sedikit kain.
Bukti lainnya, yaitu, banyak wanita ketika di tempat resmi, seperti kantor dan sekolah, mengenakan jilbab, tapi ketika pergi ke mall jilbabnya dicopot. Jilbab dianggap pelengkap pakaian yang hanya dipakai di saat tertentu dan bisa dilepas sewaktu-waktu.
Dengan bukti-bukti diatas, kita bisa menyimpulkan, banyak muslimah sekarang berjilbab hanya untuk mempercantik penampilan dan bukan untuk memenuhi kewajiban agama Islam yang mulia ini.
Seperti apa berjilbab yang sesuai syariat Islam itu? Mari kita simak gambar berikut ini.
Berikut ini gambar jilbab yang dilarang oleh syariat Islam.
Dan mirisnya, gambar kedua ini adalah gaya berjilbab yang masih mainstream alias paling sering diikuti oleh para muslimah yang sok kepengen mbois (kepengen tampil gaul).
Secara duniawi pun, berjilbab sesuai syariat itu lebih murah daripada berjilbab gaul. Berikut perbandingannya.
So, mari para muslimah, berjilbablah sesuai syariat Islam. Sudah hemat, Insya Allah juga mendapat pahala dari Allah. J
Catatan penting:
  1. Saya menggunakan istilah jilbab untuk kerudung, karena ini yang sering digunakan di Indonesia.
  2. Saya tidak men-judge semua pemakai jilbab di zaman sekarang ini menganggap jilbab sebagai aksesoris saja.
  3. Gambar terakhir tidak bermaksud untuk mempromosikan suatu merek tertentu.
  4. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan artikel ini.
[PurWD/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2014/01/17/28702/kerudung-antara-kewajiban-dan-sekedar-aksesoris/#sthash.yjcZXYVh.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


“Menjadi Pondok Pesantren Yang berkemampuan global dalam dakwah Islam sehingga mendorong Umat Islam dan umat manusia pada umumnya memiliki kehidupan Yang sejahtera berbasis agama, kejujuran, amanah, hemat dan kerja keras, rukun,kompak serta dapat bekerjasama dengan baik”.