Jumat, 18 Februari 2011

Kisah Al Qomah menjelang ajal


Konon dikisahkan bahwa pada Zaman Rasulullah saw. ada seorang pemuda yang bernama Alqomah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah, rajin sholat banyak puasa dan suka bershodaqoh. Suatu hari dia sakit keras, maka Istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah saw. untuk memberitahukan kepada Beliau saw. tentang keadaan Alqomah. Maka Rasulullah saw. kemudian mengutus Amar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah ra. untuk melihat keadaannya. Beliau saw. bersabda:”Pergilah kerumah Alqomah dan talqinlah untuk mengucapkan La illaha Illallah.” Akhirnya mereka berangkat ke rumahnya, ternyata saat itu Alqomah sudah dalam keadaan naza, maka segeralah mereka mentalqinnya, namun ternyata lisan Alqomah tidak bisa mengucapkan La Illaha Illallah langsung saja mereka laporkan kejadian itu kepada Rasulullah saw.

Rasulullah saw. pun bertanya:” Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?.”

Ada yang menjawab:” Ada, wahai Rasulullah saw, dia masih mempunyai seorang Ibu yang sudah tua rentah.”

Maka Rasulullah saw. mengirim utusan untuk menemuinya, dan Beliau saw. berpesan kepada utusan tersebut:” Katakan kepada ibunya Alqomah, jika ia masih mampu untuk berjalanmenemui Rasulullah saw. Maka datanglah, namun jika tidak, maka biarkanlah Rasulullah saw. yang datang menemuinya.”

Tatkala utusan itu sampai di tempat ibunya Alqomah, dan Pesan Beliau saw. telah disampaikan, maka ia berkata:” Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah.”

Maka iapun memakai tongkat dan berjalan mendatangi Rasulullah saw. Sesampai di rumah Beliau saw. maka ia mengucapkan salam dan Rasulullah saw.pun menjawab salamnya. Lalu Rasulullah bersabda:

“Wahai ibu Alqomah, jawablah pertanyaanku dengan jujur. Sebab jika engkau berbohong maka akan datang wahyu dari Allah SWT. yang akan memberitahukan hal itu kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqomah?”.

maka sang ibu menjawa:” Wahai Rasulullah saw. dia rajin mengerjakan sholat, banyak puasa dan senang bersadaqoh.”

Lalu Rasulullah bertanya lagi:”Lalu bagaimana perasaanmu padanya?’”

Dia menjawab:” Saya marah kepadanya, wahai Rasulullah saw.”

Rasulullah saw. bertanya lagi:” Kenapa?’”

Dia menjawab: ” Wahai Rasulullah saw. dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan aku, dan diapun durhaka kepadaku.”

Maka Rasulullah bersabda:” Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqomah, sehingga tidak dapat mengucapkan syahadat.”

Kemudian beliau saw.bersabda:” Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.”

Si ibu bertanya:” Wahai Rasulullah saw. apa yang ingin engkau lakukan?”

Beliau saw. menjawab:” Saya akan membakarnya dihadapanmu.”

dia menjawab:” Wahai Rasulullah saw. saya tidak tahan jika engkau membakar anakmu dihadapanku.”

Maka Rasulullah saw. menjawab:” Wahai ibu Alqomah, sesungguhnya adzab Allah SWT. lebih pedih dan lebih lama. Kalau engkau ingin agar Allah SWT. mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqomah. Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sholat, puasa dan shodaqohnya tidak akan memberi manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya.”

Lantas sang ibu berkata:” Wahai Rasulullah saw. Allah SWT sebagai saksi dan juga para malaikat serta semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridho kepada anakku Alqomah.”

Rasulullahpun berkata kepada Bilal ra:” Wahai Bilal, pergilah kepadanya lihatlah apakah Alqomah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum. Barangkali ibu Alqomah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari hatinya, atau barangkali dia hanya malu kepadaku.”

Bilalpun berangkat, dan ternyata dia mendengar Alqomah dari dalam rumah mengucapkan La Ilaha Illallah.

Maka bilal masuk dan berkata:” Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqomah telah menghalangi lisannya, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhonya telah menjadikannya mampu mengucapkan syahadat.”

Dan akhirnya Alqomah meninggal dunia saat itu juga.

Kemudian Rasulullah saw. melihatnya dan memerintahkan agar dia di mandikan dan dikafani, kemudian Beliau saw. mensholatinya dan menguburkannya, dan dekat dengan kuburan itu beliau bersabda:” Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshor, barang siapa melibihkan istrinya dari pada Ibunya, maka ia akan mendapatkan laknat dari Allah SWT, para Malaikat, dan seluruh manusia. Allah SWT tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali jika dia mau bertobat, dan berbuat baik kepada Ibunya, serta meminta ridhonya, karena ridho Allah SWT tergantung pada Ridhonya, dan kemarahan Allah SWT tergantung pada kemarahannya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


“Menjadi Pondok Pesantren Yang berkemampuan global dalam dakwah Islam sehingga mendorong Umat Islam dan umat manusia pada umumnya memiliki kehidupan Yang sejahtera berbasis agama, kejujuran, amanah, hemat dan kerja keras, rukun,kompak serta dapat bekerjasama dengan baik”.