Orang Tua adalah Pembentuk
Karakter Anak
Karakter suatu bangsa merupakan aspek
penting yang mempengaruhi pada perkembangan sosial-ekonomi. Kualitas karakter
yang tinggi dari masyarakat tentunya akan menumbuhkan keinginan yang kuat untuk
meningkatkan kualitas bangsa. Pengembangan karakter yang terbaik adalah jika
dimulai sejak usia dini.
Sebuah ungkapan yang dipercaya secara luas menyatakan, “Jika kita gagal menjadi orang baik di usia dini, di usia dewasa kita akan menjadi orang yang bermasalah atau orang jahat.”
Thomas Lickona ( )mengatakan, “Seorang anak hanyalah wadah dimana seorang dewasa yang bertanggungjawab dapat diciptakan.” Karenanya, mempersiapkan anak adalah sebuah strategi investasi manusia yang sangat tepat. Sudah terbukti bahwa periode yang paling efektif untuk membentuk karakter anak adalah sejak dalam kandungan sampai dengan usia 12 tahun. Diharapkan pembentukan karakter pada periode ini akan memiliki dampak yang akan bertahan lama terhadap pembentukan moral anak.
Sebuah ungkapan yang dipercaya secara luas menyatakan, “Jika kita gagal menjadi orang baik di usia dini, di usia dewasa kita akan menjadi orang yang bermasalah atau orang jahat.”
Thomas Lickona ( )mengatakan, “Seorang anak hanyalah wadah dimana seorang dewasa yang bertanggungjawab dapat diciptakan.” Karenanya, mempersiapkan anak adalah sebuah strategi investasi manusia yang sangat tepat. Sudah terbukti bahwa periode yang paling efektif untuk membentuk karakter anak adalah sejak dalam kandungan sampai dengan usia 12 tahun. Diharapkan pembentukan karakter pada periode ini akan memiliki dampak yang akan bertahan lama terhadap pembentukan moral anak.
Ada sebuah kisah nyata, Ibunya Hussein Tabataba’i
anak ajaib Iran yang sudah hafal Al-Qur`an beserta makna,
keterangan-keterangannya ketika anak itu berumur tujuh tahun. Sang Ibu banyak
membaca Al-Qur`an dan berdoa kemudian mengusapkan tangan ke kandungannya. Demikian
pula dengan mengadzani sang jabang bayi yang baru dilahirkan sesuai dengan
sunnah Nabi. Dengan demikian input pertama yang di-install-kan
kedalam memory anak adalah kalimah toyyibah sebagi pondasi yang
kuat bagi bangunan megah ‘keimanan’ masa depannya.
Dari temuan itu, kita bisa mengambil
kesimpulan betapa luar biasa pentingnya pendidikan anak pada masa keemasan (Golden
Age). Sementara masih banyak diantara kita yang beranggapan, “Aah… dia kan masih anak kecil
yang belum mengerti apa-apa. Nanti saja kalau sudah besar.” Sehingga akibatnya sangat
minim para orang-tua yang menginvestasikan waktu dan perhatian pada anak di
awal kehidupan mereka. Ini jangan terjadi dalam keluarga kita.
Sangatlah wajar
jika keluarga sebagai pelaku utama dalam pembentukan karakter dan mendidik dasar-dasar
moral pada anak. Dalam suatu tatanan rumah tangga yang terdiri dari orang tua dan anak,
orang tua memiliki posisi yang strategis dalam pendidikan anaknya, karena sejak
anak dilahirkan dari kandungan ibunya lebih banyak berada di lingkungan
keluarga, mereka bergaul dan berkumpul dalam suasana penuh kasih sayang.
Kehadiran anak dalam keluarga menambah hangatnya iklim rumah tangga,
keceriaan, kegembiraan, serta kebahagiaan bersama anak memiliki arti tersendiri. Hendaknya
setiap orang tua menyadari betul akan keberadaan anak di tengah keluarga, bukan
hanya sebatas sebagai perhiasan yang penuh dengan keceriaan melainkan anak juga
sebagai generasi penerus keturunan manusia, yang kelahirannya senantiasa
didambakan oleh setiap pasangan yang dikait tali perkawinan dan dapat mengubah
suasana tatanan rumah tangga.
Orang tua
berperan aktif dalam menorehkan warna pada kanvas kehidupan sang anak. Oleh
karena itu, sebagai orang tua dan sekaligus sebagai pendidik haruslah mewarnai hidup anak dengan akhlak yang baik, yakni akhlak
yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Betapa banyak petuah hikmah
ditinggalkan anak ketika mereka melihat kurang baiknya akhlak kita, dan betapa
banyak petuah hikmah yang dilaksanakan ketika mereka melihat bagusnya akhlak
kita. Mengapa? Karena anak cepat menyerap lalu meniru
segala tindak-tanduk kita, dan menjadikan kita sebagai panutan dalam hidup
mereka. Dan sesungguhnya dari dalam diri orang tua
tertumpu harapan besar akan terciptanya suasana kehidupan rumah tangga yang
harmonis, yang saling asah, asih dan asuh. Kehidupan keluarga yang
senantiasa dibingkai dengan lembutnya cinta dan kasih sayang serta nuansa agama
akan melahirkan generasi-generasi impian yang diharapkan.
Untuk mewujudkan tujuan mulia seperti
uraian di atas, maka peran orang tua dalam pembentukan karakter anak antara
lain:
a. Memberi
nama yang baik dan mengajari budi pekerti.
Salah satu bentuk kemuliaan dan kebaikan
yang dilakukan kepada bayi yang baru dilahirkan adalah pemberian nama dan kunyah
(julukan) yang terbaik kepada mereka. Karena nama dan panggilan yang baik itu akan meninggalkan kesan positif
dalam hati.
Sabda Rasulullah
SAW:
إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ
وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَأَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُمْ. رواه ابو داود
Sesungguhnya kalian
pada hari kiamat nanti akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama
bapak kalian, maka bagusilah nama-nama kalian.”
أَكْرِمُوا أَبْنَاءَكُمْ وَأَحْسِنُوا أَدَبَهُمْ.
رواه ابن ماجة
Muliakanlah anak-anakmu dan didiklah mereka dengan
baik.
مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا خَيْرًا لَهُ مِنْ
أَدَبٍ حَسَنٍ. رواه حاكم
Tiada suatu pemberian pun
yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya, selain pendidikan yang baik
أَكْمَالُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ
خُلُقًا. رواه أبو داود عن أبى هريرة
Lebih sempurna
imannya orang iman itu yang paling baik budi pekertinya.
b. Tanamkan
aqidah dan kefahaman yang kuat.
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling
peka untuk menanamkan aqidah, sikap hidup, sikap saling menghormati, sopan
santun, tatakrama maupun sosial budaya. Dalam menanamkan aqidah dan kefahaman
kepada putra-putrinya, sejak kecil orang tua sudah harus menanamkan,
mengajarkan, meneladani semangat mencari ilmu, tertib dalam lima babnya, sehingga
anak-anaknya mengerti mana yang benar dan mana yang salah, baik dan buruk, pahala
dan dosa, mahrom dan bukan mahrom, serta mengerti hak dan kewajiban sebagai
orang iman. Dengan pendidikan agama yang kuat sejak masa kanak-kanak akan lahir
generasi kita yang tertib ibadahnya, khusyu’ sholatnya, rajin berdoanya, rajin
mengajinya, rajin baca Al-Qur`an dan rajin ibadah sunnahnya. Karena tidak ada
benteng yang kuat dalam menjaga kefahaman dan perisai terhadap pengaruh
globalisasi yang menyesatkan selain kefahaman agama, dan keyakinan yang kuat
terhadap kebenaran Qur`an Hadits .
3. Ajarkan
kerukunan, melalui sikap toleransi dalam hidup bersama.
Dalam hal mengajari
akhlaq kepada anak-anaknya, “Buah tidak akan pernah jatuh jauh dari pohonnya“. Begitulah ungkapan yang mengistilahkan begitu
dekatnya kepribadian seorang anak dengan kepribadian orang tuanya. Memiliki kepribadian yang mulia bagi orang tua saat ini, adalah hal
yang wajib kita tunjukkan kepada anak-anaknya. Karena hal ini mudah diterima daripada
hanya sekedar teori, bicara, dan nasehat-nasehat yang kadang-kadang membuat
anak-anak tambah jauh dari orang tuanya. Dalam hal menanamkan semangat
kebersamaan maka sejak dini orang tua harus berusaha menciptakan iklim saling
mengasihi saling membantu serta saling memperhatikan antar anggota keluarga.
Dengan penanaman konsep ini maka nantinya akan terlahir generasi yang memiliki
toleransi yang dijiwai semangat kebersamaan, saling membantu, saling mendoakan
yang baik. Bukan generasi yang mementingkan diri sendiri, maunya menang sendiri
serta egois tanpa memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW:
تَرَى اْلمُؤْمِنِيْنَ فِى تَرَاحُمِهِمْ
وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ اِذَا اشْتَكَى عُضْوًا
تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى. رواه البخارى
Engkau melihat orang-orang iman di dalam saling
menyayangi, saling menyenangi dan saling mengasihinya mereka sebagaimana satu
tubuh, ketika salah satu anggotanya sakit maka seluruh tubuhnya ikut merasakan
sakit, yaitu dengan tidak bisa tidur dan demam / panas dingin.”
عَلَيْكَ بِحُسْنِ الْخُلُقِ فَإِنَّ أَحْسَنَ
النَّاسِ خُلُقًا أَحْسَنُهُمْ دِيْنًا. رواه الطبرانى عن معاذ
Tetapilah
budi pekerti yang baik, maka sesungguhnya lebih baiknya manusia ahlaqnya adalah
bagus agamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar