Jumat, 29 Maret 2013

Bahaya Facebook


Banyak orang mengaku addicted to Facebook. Tapi ternyata Facebook dapat mengundang bahaya.
Facebook adalah layanan jejaring sosial yang mengumpulkan orang banyak dalam satu wadah di Internet. Facebook mirip dengan Friendster, namun diakui memiliki banyak kelebihan. Pengguna Facebook mulai dari abg hingga orang tua yang berumur di atas 50 tahun.
Facebook diakui berguna untuk menemukan teman-teman yang tercecer. Banyak dari para pengguna Facebook yang akhirnya berhasil menemukan teman-teman di masa lalu. Hal ini menambah nilai tambah bagi Facebook.
Selain itu fungsi foto dan tagging ternyata disukai banyak orang.
Kolom komentar yang disediakan serta notification yang ada membuat para facebooker mengetahui perkembangan dalam dunia per-facebook-an.
Beberapa Facebooker mengaku hal pertama yang mereka periksa ketika online internet adalah membuka akun Facebook. Facebook juga telah berhasil memasuki peringkat ke tiga dunia sebagai situs yang banyak dikunjungi. Bahkan Facebook berhasil menggeser senior dunia jejaring sosial, yaitu Friendster.
Tidak hanya dimanfaatkan untuk mencari teman, Facebook digunakan untuk beriklan serta berkampanye. Presiden Amerika Barrack Obama adalah Presiden pertama yang memanfaatkan Facebook untuk kampanye via internet, dan kini banyak capres-capres yang mengekor tindakan Obama tersebut.
Namun dibalik keunggulannya, ternyata Facebook memiliki dampak samping.
  1. Terbuangnya waktu. Pengguna Facebook enggan terlepas dari komputer, laptop, handphone, dan gadget yang mampu mengakses Facebook. Banyak waktu terbuang di depan komputer. Aturlah waktu Anda. Jangan sampai sia-sia hanya di depan komputer.
  2. Goyahnya keyakinan agama, karena di dunia internet begitu banyak faham yang dapat mempengaruhi, pikirin, pemahaman, dan keyakinan yang tidak berdasarkan pada kitab suci.
  3. Hati-hatilah memasang status di Facebook. Ada tragedi yang menimpa seorang istri ketika mengganti statusnya menjadi single. Sang suami yang marah tanpa berpikir panjang langsung menghabisi sang istri. Dan hal ini telah terjadi 2 kali.
  4. Hati-hatilah menaruh foto di Facebook. Yang namanya dunia internet, orang bisa melakukan bermacam-macam hal. Orang bisa meng-edit foto sedemikian rupa yang berbau negati dan menyebarkannya ke forum atau milis. Hal ini bisa merusak nama yang terlibat. Belum lagi foto dapat memicu keributan.
  5. Pasanglah foto di Facebook dengan bijak, karena tidak hanya Anda dan teman Anda saja yang bisa melihat. Semua orang di dunia bisa melihatnya, kecuali Anda men-setting foto Anda menjadi private, sehingga hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat foto Anda.
  6. Waspada penipuan dari data diri. Banyak orang tidak menyadari bahaya menaruh informasi di internet. Dengan memberikan informasi tempat bekerja, nomer telepon, hingga alamat rumah, tentu dapat mengundang orang untuk berniat buruk. Bisa saja informasi tersebut dimanfaatkan untuk berbuat tidak baik. Jadi, taruhlah informasi yang umum. Jangan menaruh informasi pribadi di halaman Facebook Anda. Ingatlah bahwa tidak hanya teman Anda saja yang mengakses Facebook. Apabila Anda ingin informasi yang tertera aman dari orang-orang asing, aturlah agar hanya teman-teman Anda yang bisa mengakses Facebook Anda.
  7. Diganggu orang tak dikenal. Banyak orang yang tidak berpikir panjang ketika menerima ajakan berteman dalam dunia jejaring sosial. Tanpa disadari, orang yang diterima menjadi teman bisa mengakses informasi yang tertera dalam halaman Facebook. Oleh karena itu jangan sungkan menolak ajakan teman dari orang yang tidak dikenal. Anda berhak menolak.

Walaupun hal ini terlihat sepele, namun mulai banyak kasus bermunculan karena Facebook. Bijaksanalah dalam menggunakan Facebook. Jadikan facebook jadi virus dakwah dan entrepeneur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


“Menjadi Pondok Pesantren Yang berkemampuan global dalam dakwah Islam sehingga mendorong Umat Islam dan umat manusia pada umumnya memiliki kehidupan Yang sejahtera berbasis agama, kejujuran, amanah, hemat dan kerja keras, rukun,kompak serta dapat bekerjasama dengan baik”.