Pada hari Jum'at 2 April 2010, Ketua DPD LDII Propinsi Jawa Timur Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc menyampaikan makalah berjudulKODE ETIK DAKWAH DALAM DUNIA MAYA. Dalam makalahnya, Ir. H. Chriswanto Santoso M.Sc memberikan acuan etika dalam berdakwah antara lain:
1. Memahami hakikat dakwah dan dakwah harus berdasarkan ilmu yang benar
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Dalam tafsir ayat tersebut mengatakan bahwa yang dimaksud dengan hikmah dan mau’idhatil hasanah adalah ilmu sebelum berdakwah (dengan hikmah), berbelas kasih saat berdakwah (cara yang baik), dan bersikap arif setelah berdakwah (memberi pengertian dan argumentasi yang baik dan bukan cacian). Dakwah yang benar harus berlandaskan ilmu dan tidak menyampaikan hal-hal yang tidak diketahui. Berdakwah tanpa ilmu merupakan dakwah di atas kejahilyahan / kebodohan. Dakwah yang tidak didasarkan ilmu akan cenderung merusak daripada membangun. Dakwah yang tidak didasari ilmu akan sesat dan menyesatkan orang lain. Allah berfirman tentang dakwah Rasulullah:
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنْ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ (108)
2. Tidak memaksakan kehendak. Firman Allah dalam Al Quran surat Yunus ayat 99
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعاً أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ (99)
“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki tentulah beriman semua orang yang ada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semua”.
3. Tidak mempersulit masalah dan mengedepankan kemudahan sesuai Firman Allah dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 185
...يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمْ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمْ الْعُسْرَ...
“...Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesukaran...”
4. Harus konsisten antara ucapan dan perbuatan. Firman Allah dalam Al Quran surat Asshof ayat 3
كَبُرَ مَقْتاً عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ (3)
5. Tidak mencela orang lain
Dakwah pada hakikatnya adalah mengajak pada kebaikan dan mencegah perbuatan munkar. Dakwah tidak sepatutnya dijadikan alat untuk provokasi yang menimbulkan kebencian dan permusuhan sesama umat dan warga negara. Firman Allah dalan Al Quran surat Al An’am ayat 108
وَلا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْواً بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (108)
“Dan janganlah kamu mencela sesembahan yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa ilmu. Demikianlah Aku (Allah) menjadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka...”
6. Tidak merendahkan orang lain atau melakukan diskriminasi
Diskriminasi bisa menimbulakan antipati pada orang yang merasa diremehkan sementara belum tentu mendapatkan simpati dari orang yang diunggulkan atau dimulyakan. Firman Allah dalam Al Quran surat ‘Abasa ayat 1 – 11
بسم الله الرحمن الرحيم عَبَسَ وَتَوَلَّى (1) أَنْ جَاءَهُ الأَعْمَى (2) وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى (3) أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَى (4) أَمَّا مَنْ اسْتَغْنَى (5) فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّى (6) وَمَا عَلَيْكَ أَلاَّ يَزَّكَّى (7) وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَى (8) وَهُوَ يَخْشَى (9) فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّى (10) كَلاَّ إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ (11)
7. Ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan duniawi
Orientasi imbalan materi /duniawi akan merendahkan nilai-nilai luhur Dakwah Islam dan menurunkan kredibilitas Da’i-nya, sehingga sulit untuk menumbuhkan ketaqwaan yang kuat pada orang lain. Dalam berdakwah harus benar-benar diniati karna Allah semata-mata mengharapkan pertolongan dan ridho Allah (Surga) dan takut akan siksa neraka.
8. Bersabar
Berdakwah tidak bisa didasari rasa emosi dan berdakwah tidak bisa dilakukan cukup sekali namun harus terus-menerus dan sungguh-sungguh.
9. Tidak Bersifat Ujub
Sifat memuji diri sendiri akan membuat kita lengah dan menimbulkan antipati dari lawan komunikasi. Sampaikan segala sesuatu apa adanya secara proporsional.
Terakhir Ir. H. Chriswanto Santoso, M.Sc menegaskan bahwa internet hanyalah alat, salah satu infrastruktur pembangunan. Maka kalau ada ekses negatif dari internet sesungguhnya itu merupakan refleksi dari orang yang mengoperasikannya. Apalagi kita tidak bisa secara langsung mengetahui kondisi lawan komunikasi kita. Ini semua untuk mencegah jangan sampai ada orang yang dirugikan oleh tindakan-tindakan seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar