Rabu, 08 Januari 2014

MENGATASI DEPRESI CARA ISLAM

Manusia semakin maju dari sisi pemakaian teknologi-teknologi baru dan bersamaan dengan itu, kehidupan ala mesin yang dijalani oleh mereka menjadi kian kompleks. Kehidupan seperti ini senantiasa dibayangi dengan depresi dan tekanan mental, yang tampak dalam berbagai jenis penyakit fisik dan mental. Terapi medis terhadap penyakit-penyakit itu merupakan sebuah solusi temporal dan gejala-gejalanya muncul kembali ketika proses pengobatan dihentikan.

Psikologi modern dan temuan-temuan ilmiah memberikan beberapa solusi untuk mengatasi masalah tersebut dan ilmu psikiatri menaruh perhatian besar untuk menghilangkan faktor-faktor yang merampas ketenangan mental manusia. Faktanya adalah bahwa rutinitas dan aktivitas sehari-hari manusia secara praktis mencegah mereka untuk memikirkan hal-hal yang diciptakan oleh Tuhan untuk ketenangan dan kebahagiaan manusia. Saat ini, kebanyakan manusia modern menempuh cara lain untuk menyelesaikan gangguan-gangguan mental mereka.
Ajaran agama khususnya Islam memberikan tips-tips untuk menyelamatkan manusia dari kekhawatiran tersebut. Perbedaan utama tips itu dengan temuan-temuan manusia terletak pada pengetahuan mutlak Tuhan terhadap semua ciptaannya dan rahasia-rahasia mereka dan solusi ini juga bersumber dari wahyu serta bersifat komprehensif. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana agama dapat menghadirkan ketenangan mental dan jiwa kepada manusia? Sebuah poin yang tentunya telah dijawab oleh Islam. Ajaran-ajaran agama membantu manusia untuk mengurangi depresi dan memperkenalkan kepada mereka kiat-kiat mengatasi gangguan mental.
Kitab suci al-Quran mendidik manusia dengan ajaran-ajaran luhur Islam dan melindungi mereka dari berbagai penyakit mental. Seorang individu yang memahami realitas dunia dan memikirkan tanda-tanda kebesaran Tuhan, tidak akan pernah khawatir terhadap banyak masalah yang ditakuti oleh orang lain dan mereka melihat hakikat sesuai dengan wujud aslinya. Individu seperti ini bersandar pada kekuatan mutlak Tuhan dan tidak ada kekuatan lain yang dapat mempengaruhinya serta tidak takut terhadap faktor-faktor lain.
Dalam surat al-Baqarah ayat 112, Allah Swt berfirman, “(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
Orang-orang yang menerangi hatinya dengan cahaya iman, mereka tidak menyaksikan fenomena lain di dunia ini kecuali kebaikan, keindahan, dan kemaslahatan. Akan tetapi, orang-orang yang tidak memiliki interaksi dengan Tuhan dan tidak bersahabat dengan-Nya, mereka akan didera kegelisahan, depresi, dan kesendirian ketika menghadapi masalah. Sementara orang-orang yang beriman tidak pernah merasa sendiri dan tanpa penolong. Saat mereka menghadapi musibah dan cobaan, mereka menemukan Tuhan sebagai penolong dan selalu siap membantu mereka keluar dari kesulitan.
Selain itu, iman akan menjernihkan pandangan serta menjauhkan manusia dari angan-angan dan ilusi. Mereka tidak mengizinkan dirinya disibukkan dengan khalayan dan menghabiskan umurnya dengan sia-sia. Oleh karena itu, individu yang taat tidak membiarkan depresi dan tekanan mental menguasai dirinya.
Kekuatan spiritual termasuk di antara banyak kiat yang ditawarkan oleh Islam untuk mengatasi tekanan mental. Nilai-nilai iman memainkan peran signifikan dalam menghadapi situasi-situasi yang penuh tekanan. Kebanyakan orang percaya bahwa ketakwaan dan keimanan merupakan cara yang baik untuk mengatasi problema hidup. Keyakinan kita bahwa Tuhan selalu hadir bersama kita dengan sendirinya akan menghilangkan segala bentuk ketakutan. Ketika kita menemukan Tuhan Yang Maha Pengasih ada di setiap tempat dan waktu, kita tidak lagi takut terhadap semua masalah.
Dengan hilangnya rasa takut, pada dasarnya kita telah berhasil mengatasi salah satu faktor utama depresi dalam hidup kita, dan ini tidak akan diperoleh kecuali di bawah cahaya iman dan kekuatan spiritual. Sebenarnya, perasaan bahwa Tuhan selalu hadir bersama kita dan siap membantu kita, adalah penjamin terciptanya keamanan dan ketenangan mental. Dalam surat Al-An’am ayat 82, Allah Swt berfirman, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Tawakkal kepada Allah Swt merupakan faktor lain untuk mengobati depresi dan tekanan mental. Sifat ini membantu pemperkuat tekad dan mencegah pengaruh-pengaruh negatif yang merusak mental. Hasilnya, seorang individu akan sukses mencapai tujuannya dan ia siap menerima kegagalan karena yakin bahwa Tuhan lebih mengetahui maslahat manusia dan ia tidak terpukul dari segi mental. Dengan bertawakkal kepada Tuhan, manusia selain wajib melaksanakan semua tugasnya dengan benar, juga menyerahkan semua urusannya kepada Tuhan. Dengan begitu, ia tidak berkecil hati atas setiap masalah dan yakin bahwa Tuhan Maha Mengetahui maslahat manusia.
Dalam surat at-Talaq ayat 3, Allah Swt berfirman, “Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Faktor lain untuk melawan depresi menurut Islam adalah meyakini takdir dan ketentuan Tuhan. Dalam ajaran Islam, keyakinan seperti ini termasuk dari derajat tinggi iman. Dalam surat at-Taubah ayat 51, Allah Swt berfirman, “Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” Keyakinan seperti ini membantu seseorang dalam menghadapi berbagai kesulitan dan masalah. Dengan kata lain, keyakinan akan ketetapan Tuhan, mencegah seseorang dari kegelisahan dan keterpurukan.
Salah satu faktor yang menciptakan kekhawatiran dan depresi bagi banyak orang adalah masalah ekonomi dan pendapatan. Mengenai masalah ini, Islam menekankan bahwa seorang mukmin tidak perlu khawatir terhadap rezeki, sebab Tuhan adalah Dzat pemberi rezeki dan pemilik segala sesuatu. Tentu saja, seorang mukmin harus bekerja keras untuk memperoleh rezeki, tapi tidak boleh takut terhadap kemiskinan. Dia harus selalu rela dengan ketetapan dan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, masalah ekonomi dan materi jangan sampai menghalangi seseorang untuk meraih tujuan-tujuan besarnya.
Seorang mukmin harus selalu optimis dengan janji-janji Ilahi dalam mengatasi berbagai problema dan menjaga ketenangannya. Optimisme ini akan mencegah kehancuran manusia, menjauhinya dari kegelisahan dan depresi, serta membuat ia selamat. Tuhan pastinya juga punya solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah manusia. Manusia secara fitrah mencari Tuhan sebagai tempat sandaran abadi. Akan tetapi, kesibukan duniawi terkadang membuatnya lalai dan hancur akibat terjangan masalah. Namun, insan yang diperkenalkan oleh Islam adalah sebuah makhluk yang tidak akan memperoleh kebahagiaan kecuali dengan mengingat Tuhan. Rasul Saw bersabda, “Zikir kepada Allah akan menyembuhkan hati.”

Mengingat Tuhan akan membuat seseorang merasa dekat dengan-Nya dan menikmati kedamaian yang luar biasa. Hal ini akan membangkitkan rasa percaya diri, memberi kekuatan, keamanan, dan ketenangan. Mengingat Tuhan akan menentramkan hati dan jiwa, mencegah seseorang dari depresi, dan mengarahkannya untuk bergerak pada rel asli kehidupan. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa “Allah akan mengingat dan menyayangi hamba mukmin dengan mengirimkan masalah dan kesulitan. Sama seperti seseorang yang baru pulang dari perjalanan jauh dengan membawa hadiah kepada keluarganya.” (IRIB Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


“Menjadi Pondok Pesantren Yang berkemampuan global dalam dakwah Islam sehingga mendorong Umat Islam dan umat manusia pada umumnya memiliki kehidupan Yang sejahtera berbasis agama, kejujuran, amanah, hemat dan kerja keras, rukun,kompak serta dapat bekerjasama dengan baik”.