Manusia semakin maju dari sisi pemakaian teknologi-teknologi baru dan
bersamaan dengan itu, kehidupan ala mesin yang dijalani oleh mereka menjadi
kian kompleks. Kehidupan seperti ini senantiasa dibayangi dengan depresi dan
tekanan mental, yang tampak dalam berbagai jenis penyakit fisik dan mental.
Terapi medis terhadap penyakit-penyakit itu merupakan sebuah solusi temporal
dan gejala-gejalanya muncul kembali ketika proses pengobatan dihentikan.
Psikologi modern dan temuan-temuan ilmiah memberikan beberapa solusi untuk
mengatasi masalah tersebut dan ilmu psikiatri menaruh perhatian besar untuk
menghilangkan faktor-faktor yang merampas ketenangan mental manusia. Faktanya
adalah bahwa rutinitas dan aktivitas sehari-hari manusia secara praktis
mencegah mereka untuk memikirkan hal-hal yang diciptakan oleh Tuhan untuk
ketenangan dan kebahagiaan manusia. Saat ini, kebanyakan manusia modern
menempuh cara lain untuk menyelesaikan gangguan-gangguan mental mereka.
Ajaran agama khususnya Islam memberikan tips-tips untuk menyelamatkan
manusia dari kekhawatiran tersebut. Perbedaan utama tips itu dengan
temuan-temuan manusia terletak pada pengetahuan mutlak Tuhan terhadap semua
ciptaannya dan rahasia-rahasia mereka dan solusi ini juga bersumber dari wahyu
serta bersifat komprehensif. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana agama
dapat menghadirkan ketenangan mental dan jiwa kepada manusia? Sebuah poin yang
tentunya telah dijawab oleh Islam. Ajaran-ajaran agama membantu manusia untuk
mengurangi depresi dan memperkenalkan kepada mereka kiat-kiat mengatasi
gangguan mental.
Kitab suci al-Quran mendidik manusia dengan ajaran-ajaran luhur Islam dan
melindungi mereka dari berbagai penyakit mental. Seorang individu yang memahami
realitas dunia dan memikirkan tanda-tanda kebesaran Tuhan, tidak akan pernah
khawatir terhadap banyak masalah yang ditakuti oleh orang lain dan mereka
melihat hakikat sesuai dengan wujud aslinya. Individu seperti ini bersandar
pada kekuatan mutlak Tuhan dan tidak ada kekuatan lain yang dapat
mempengaruhinya serta tidak takut terhadap faktor-faktor lain.
Dalam surat al-Baqarah ayat 112, Allah Swt berfirman, “(Tidak demikian)
bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat
kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
Orang-orang yang menerangi hatinya dengan cahaya iman, mereka tidak
menyaksikan fenomena lain di dunia ini kecuali kebaikan, keindahan, dan
kemaslahatan. Akan tetapi, orang-orang yang tidak memiliki interaksi dengan
Tuhan dan tidak bersahabat dengan-Nya, mereka akan didera kegelisahan, depresi,
dan kesendirian ketika menghadapi masalah. Sementara orang-orang yang beriman
tidak pernah merasa sendiri dan tanpa penolong. Saat mereka menghadapi musibah
dan cobaan, mereka menemukan Tuhan sebagai penolong dan selalu siap membantu
mereka keluar dari kesulitan.
Selain itu, iman akan menjernihkan pandangan serta menjauhkan manusia dari
angan-angan dan ilusi. Mereka tidak mengizinkan dirinya disibukkan dengan
khalayan dan menghabiskan umurnya dengan sia-sia. Oleh karena itu, individu
yang taat tidak membiarkan depresi dan tekanan mental menguasai dirinya.
Kekuatan spiritual termasuk di antara banyak kiat yang ditawarkan oleh
Islam untuk mengatasi tekanan mental. Nilai-nilai iman memainkan peran
signifikan dalam menghadapi situasi-situasi yang penuh tekanan. Kebanyakan
orang percaya bahwa ketakwaan dan keimanan merupakan cara yang baik untuk
mengatasi problema hidup. Keyakinan kita bahwa Tuhan selalu hadir bersama kita
dengan sendirinya akan menghilangkan segala bentuk ketakutan. Ketika kita
menemukan Tuhan Yang Maha Pengasih ada di setiap tempat dan waktu, kita tidak
lagi takut terhadap semua masalah.
Dengan hilangnya rasa takut, pada dasarnya kita telah berhasil mengatasi
salah satu faktor utama depresi dalam hidup kita, dan ini tidak akan diperoleh
kecuali di bawah cahaya iman dan kekuatan spiritual. Sebenarnya, perasaan bahwa
Tuhan selalu hadir bersama kita dan siap membantu kita, adalah penjamin
terciptanya keamanan dan ketenangan mental. Dalam surat Al-An’am ayat 82, Allah
Swt berfirman, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Tawakkal kepada Allah Swt merupakan faktor lain untuk mengobati depresi dan
tekanan mental. Sifat ini membantu pemperkuat tekad dan mencegah
pengaruh-pengaruh negatif yang merusak mental. Hasilnya, seorang individu akan
sukses mencapai tujuannya dan ia siap menerima kegagalan karena yakin bahwa
Tuhan lebih mengetahui maslahat manusia dan ia tidak terpukul dari segi mental.
Dengan bertawakkal kepada Tuhan, manusia selain wajib melaksanakan semua
tugasnya dengan benar, juga menyerahkan semua urusannya kepada Tuhan. Dengan
begitu, ia tidak berkecil hati atas setiap masalah dan yakin bahwa Tuhan Maha
Mengetahui maslahat manusia.
Dalam surat at-Talaq ayat 3, Allah Swt berfirman, “Dan barang siapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Faktor lain untuk melawan depresi menurut Islam adalah meyakini takdir dan
ketentuan Tuhan. Dalam ajaran Islam, keyakinan seperti ini termasuk dari
derajat tinggi iman. Dalam surat at-Taubah ayat 51, Allah Swt berfirman,
“Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah
ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah
orang-orang yang beriman harus bertawakal.” Keyakinan seperti ini membantu
seseorang dalam menghadapi berbagai kesulitan dan masalah. Dengan kata lain,
keyakinan akan ketetapan Tuhan, mencegah seseorang dari kegelisahan dan
keterpurukan.
Salah satu faktor yang menciptakan kekhawatiran dan depresi bagi banyak orang
adalah masalah ekonomi dan pendapatan. Mengenai masalah ini, Islam menekankan
bahwa seorang mukmin tidak perlu khawatir terhadap rezeki, sebab Tuhan adalah
Dzat pemberi rezeki dan pemilik segala sesuatu. Tentu saja, seorang mukmin
harus bekerja keras untuk memperoleh rezeki, tapi tidak boleh takut terhadap
kemiskinan. Dia harus selalu rela dengan ketetapan dan kehendak Tuhan. Oleh
karena itu, masalah ekonomi dan materi jangan sampai menghalangi seseorang
untuk meraih tujuan-tujuan besarnya.
Seorang mukmin harus selalu optimis dengan janji-janji Ilahi dalam
mengatasi berbagai problema dan menjaga ketenangannya. Optimisme ini akan
mencegah kehancuran manusia, menjauhinya dari kegelisahan dan depresi, serta
membuat ia selamat. Tuhan pastinya juga punya solusi untuk menyelesaikan
masalah-masalah manusia. Manusia secara fitrah mencari Tuhan sebagai tempat
sandaran abadi. Akan tetapi, kesibukan duniawi terkadang membuatnya lalai dan
hancur akibat terjangan masalah. Namun, insan yang diperkenalkan oleh Islam adalah
sebuah makhluk yang tidak akan memperoleh kebahagiaan kecuali dengan mengingat
Tuhan. Rasul Saw bersabda, “Zikir kepada Allah akan menyembuhkan hati.”
Mengingat Tuhan akan membuat seseorang merasa dekat dengan-Nya dan
menikmati kedamaian yang luar biasa. Hal ini akan membangkitkan rasa percaya
diri, memberi kekuatan, keamanan, dan ketenangan. Mengingat Tuhan akan
menentramkan hati dan jiwa, mencegah seseorang dari depresi, dan mengarahkannya
untuk bergerak pada rel asli kehidupan. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa
“Allah akan mengingat dan menyayangi hamba mukmin dengan mengirimkan masalah
dan kesulitan. Sama seperti seseorang yang baru pulang dari perjalanan jauh
dengan membawa hadiah kepada keluarganya.” (IRIB Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar