Anak
adalah tambang emas bagi orang
tua
Semua orang
tua yang berakal sehat pasti berharap anak-anaknya kelak menjadi anak
yang sholih dan sholihah serta sukses dalam segala hal baik urusan dunia maupun
akhirat. Sebab salah satu
kebahagiaan manusia adalah manakala mempunyai anak yang sholih dan sholihah.
Sebagaimana
sabda Nabi SAW :
أَرْبَعٌ
مِنْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ أَنْ تَكُوْنَ زَوْجَتُهُ صَالِحَةً وَأَوْلاَدُهُ أَبْرَاراً
وَخُلَطَاؤُهُ صَالِحِيْنَ وَأَنْ يَكُوْنَ رِزْقُهُ فِى بَلَدِهِ (رواه ابن
عساكر)
Artinya: Ada empat hal yang merupakan kebahagiaan seseorang,
yaitu: Bila mempunyai istri yang sholihah, anak-anaknya baik-baik, teman
bergaulnya orang-orang yang sholih dan rizqinya ada di negaranya
sendiri”
Bahwa ungkapan
“Anak adalah tambang emas bagi orang tua”, tidaklah berlebihan. Sebab anak yang sholih akan
mengangkat derajat orang tua baik di dunia maupun di akhirat.
Sudah menjadi
suatu tradisi yang sangat melekat di masyarakat, bahwa apapun yang dilakukan
oleh seorang anak maka selalu ditanyakan, siapakah orang tuanya?
Orang tua
pasti merasa bangga, manakala anaknya disebut prestasi baiknya dengan
menyabutkan orang tuanya. Hal ini pernah dikisahkan dalam
Al hadits:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ
عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ r قَالَ إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً لاَ يَسْقُطُ
وَرَقُهَا وَهِىَ مَثَلُ الْمُسْلِمِ حَدِّثُونِى مَا هِىَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِى شَجَرِ
الْبَادِيَةِ وَوَقَعَ فِى نَفْسِى أَنَّهَا النَّخْلَةُ قَالَ عَبْدُ اللهِ فَاسْتَحْيَيْتُ
فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ أَخْبِرْنَا بِهَا فَقَالَ رَسُولُ اللهِ r هِىَ النَّخْلَةُ قَالَ
عَبْدُ اللهِ فَحَدَّثْتُ أَبِى بِمَا وَقَعَ فِى نَفْسِى فَقَالَ لأَنْ تَكُونَ قُلْتَهَا
أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ أَنْ يَكُونَ لِى كَذَا وَكَذَا.
(رواه البخارى فى كتاب العلم)
Artinya: Dari
Abdillah bin Umar, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya dari pepohonan ada suatu pohon yang tidak gugur daunnya, dan pohon
itu adalah sebagai perumpamaan orang Islam.
Ceritakanlah
kepadaku, pohon apakah itu?
Maka
manusia berpikir pada pepohonan hutan, dan aku berpikir dalam hatiku,
sesungguhnya pohon itu adalah korma.
Abdullah
berkata:
maka
aku malu (untuk mengatakan). Mereka berkata: Wahai Rasulullah, ceritakanlah pada kami tentang pohon itu. Maka Rasulullah SAW bersabda bahwa pohon
itu adalah korma.
Abdullah
berkata: Maka aku ceritakan (hal itu)
kepada
bapakku tentang apa yang ada dalam hatiku, maka bapak berkata: Niscaya jika engkau
katakan pohon itu, maka lebih menyenangkan padaku dari pada aku punya ini dan
ini (harta yang berharga)
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ
انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ أَشْيَاءَ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ
أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ (رواه أبو داود فى كتاب الوصايا
صحيح)
Artinya: Ketika
manusia telah mati, maka putuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu: shodaqoh jariyah, ilmu
yang bermanfaat dan anak sholih yang selalu mendo’akan kepadanya”.
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ
لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِى الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَارَبِّ أَنَّى لِى هَذِهِ فَيَقُولُ
بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ (رواه أحمد )
Artinya: Sesungguhnya
Allah mengangkat derajat seorang hamba yang sholih di dalam surga, lalu ia
berkata (keheranan): Wahai Tuhanku, dari mana derajat setinggi ini aku peroleh? Allah menjawab : Ini disebabkan permohonan
ampunan (istighfar)
anakmu
untukmu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar